Sabtu, 16 Februari 2013

PPI, Keluarga kita di luar negeri. Sepenggal cerita tentang PPI Angers.

Terkadang, kita sebagai orang Indonesia, jika ingin bepergian atau tinggal di luar negeri, pasti kita akan mencari kira-kira ada tidak barang satu atau dua manusia Indonesia di kota yang akan kita kunjungi. Apalagi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan studi di luar negeri (berhubungan dengan prinsip hidup ekonomis dan hemat ala mahasiswa:p). Entah kenapa, rasanya agak plong aja kalau tahu ternyata beneran ada orang Indonesia di kota tersebut. Padahal sih asli, kita sama sekali belum pernah mengenalnya! Setidaknya, bakal ada minimal satu orang yang akan mengerti kebiasaan "kita" (orang Indonesia). Satu orang yang bisa kita ajak bicara Bahasa Indonesia ketika otak kita sudah bener-bener stuck dengan bahasa antah berantah. Satu orang yang akan tahu selera makan kita. Satu orang yang akan tahu obat apa yang kita butuhkan ketika sakit, maksudnya "kerokan dan pijet" (terinspirasi dari kita di Angers yang sering kena serangan masuk angin berjamaah..:p).

Dari tahun ke tahun, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri semakin bertambah. Mereka tersebar di seluruh penjuru bumi (mungkin suatu saat nanti kita udah kaya bangsa Cina yang ada dimana-mana). Di Prancis, hampir di setiap kota yang memiliki universitas cukup besar, pasti ada sekelompok mahasiswa Indonesia. Mereka di masing-masing kota dan negara membentuk suatu perkumpulan mahasiswa yang diberi nama PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). PPI ini sebagai wadah bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menjalin rasa persatuan dan kesatuan diantara mereka. PPI mempunyai visi dan misi memperkenalkan Indonesia di kancah dunia melalu berbagai program dan acara yang telah disusun. PPI juga turut berkontribusi terkait dengan permasalahan yang terjadi di dalam negeri. Jadi meski kita jauh dari tanah air, bukan berarti kita tidak peka dan acuh tak acuh terhadap perkembangan bangsa dan negara. Sumpah, ini mengingatkan saya ketika zama pergerakan nasional dulu. Para mahasiswa Indonesia yang dikirim ke luar negeri, membuat persatuan pelajar dan ikut beraksi dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

Kita di Angers, Prancis, juga punya PPI. Namanya PPI Angers. PPI ini udah berasa keluarga banget buat kita-kita. Sekarang anggotanya sekitar 20an orang. Sebuah perkumpulan yang tak terlalu besar jika dibandingkan dengan rekan-rekan yang di kota besar seperti Paris. Namun, justru karena tak terlalu besar itulah kita jadi akrab, saling mengenal, sering tatap muka, sering makan bareng yang seringnya juga gratis... :p. PPI Angers ini orang-orangnya lintas generasi booo. Kategori "pelajar" yang diemban PPI Angersi ini terdiri dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu S3 (Doktorat), Mas-mas dan Mba-mba S2 (Master), anak-anak muda S1 (piiiissss!!! :p), dan adek-adek SMA dan SMP. Tuuu, ini bener-bener pelajar dari segala jenjang pendidikan. Kurang lengkap apa coba. Oleh karena dari segala macam kalangan usia, maka di PPI Angers kita serasa punya Mamah, Papa, Om, Tante, dam segala macam anggota keluarga lainnya.

Apa yang kita lakukan di PPI Angers? Oleh karena ini adalah sebuah organisasi formal, kita mempunyai struktur organisasi yang jelas dalam rangka menjalankan visi dan misi PPI pada umumnya. Kita mempunyai banyak sekali program dan acara khususnya untuk memperkenalkan Indonesia di Angers. Kita pernah membuat semacam Indonesian Night dengan mengundang teman-teman bule kita hadir untuk mencicipi masakan khas Indonesia dan merasakan nuansa Indonesia di pesta tersebut. Makanannya yang buat kita sendiri, mengingat PPI Angers memiliki beberapa koki hebat yang pandai memasak. Kemudian bekerjasama dengan Universite d'Angers, kita membuat Indonesia Day di cultural center di universitas. Disini acaranya lebih meriah lagi. Kita semua menyuguhkan tari-tarian, nyanyian, dan pakaian tradisional Indonesia. Benar-benar acara yang dibuat untuk mengenal Indonesia lebih dalam. Ada Dubes RI untuk Prancis dan beberapa pejabat universitas dan pemerintah lokal juga loh di acara ini. Hasilnya, kita masuk koran regional keesokan harinya!!!

Demi menjalin tali silaturahmi dan rasa kekeluargaan diantara kita, kita disini sering nongkrong bareng, makan bareng, shopping bareng.....haha. Kayanya tiap minggu pasti kita akan ngumpul entah dimana, bikin syukuran, pesta kecil-kecilan diantara kitaaa....(lumayan lah yaa...setidaknya ada perbaikan gizi tiap minggu). Eh kita juga ada pengajian bareng juga loh bagi yang muslim demi menjaga iman. Secara lah yah, kondisi disini gak kaya di Indonesia yang mau ibadah dan lain-lain gampang. Hehe.

Intinya PPI adalah keluarga baru buat kita di luar negeri. Kita saling membantu, saling berbagi rezeki (terutama jika beasiswa tak kunjung datang, hehe). So, jangan khawatir bagi kalian-kalian yang akan tinggal di luar negeri. Dimanapun itu, kita akan menemukan keluarga baru, sebagai pengganti keluarga kita di tanah air.

*Angers, suatu malam di musim yang matahari enggan menyapa.

Curhatan Malam Minggu


Biasa, ceritanya lagi homesick alias kangen rumah, lebih tepatnya kangen Indonesia! Emang gue akui gue adalah seorang yang nasionalis, cinta Indonesia, bangga jadi orang Indonesia. Ini beneran loh, bukan cuma ngeles karena homesick tadi. Hehe.


Gue akui, disini kualitas hidup emang lebih bagus. Makan terjamin dan bergizi. Segalanya teratur, rapi, dan enaaaak (ini yang bikin gue berencana untuk merasakan beberapa tahun lagi hidup disini, karena setahun sepertinya kurang :p). Angers, je t'aime deh! Tapi Indonesia tetap di hati!


Jadi ceritanya gue lagi bosen, butuh hiburan. Gue lagi pengin banget baca buku atau nonton film Indonesia. Huhu. Entah kenapa pas gue lagi disini, kok banyak buku-buku dan film-film baru yang bagus dan berkualitas. Mauuuu!!!! Ya tapi gue mau nyari dimana coba. Pengin banget baca novel "Pulang" karya Leila S. Chudori. Ngubek-ngubek di google nayri pdf. Nya gak nemu-nemu. Ya iyalah buku baru. Sampai suatu hari gue berpikir "Ada gak sih toko buku di Prancis yang jual buku-buku dari Indonesia?'". Oke, kemudian gue pengin nonton film kaya Perahu Kertas, 5 cm, atau Habibi Ainun deh yang lagi pada ngetop (kayanya sekarang udah gak booming lagi :p). Lagi-lagi gue ngubek-ngubek internet buat cari full movie nya dan gak ketemu. Huhuhuhuhu.


Sampai akhirnya kemarin gue mendapatkan full movie Habibi Ainun sama Perahu Kertas 1 dan 2 (berikutnya gue mau 5 cm sama Rectoverso). Gue tonton lah di malam minggu ini, sendirian di kamar, sedangkan di luar lagi dingin menusuk tulang. Lumayan film-film itu mampu bikin gue terbang ke Indonesia (khusunya Perahu Kertas).

Bener-bener gue merasa gue lagi di Indonesia aja. Matahari, pantai, makanan khas kita, orang-orang kita, dan Bahasa Indonesia! Tapi setelah selesai, gue kembali tersadar, gue lagi di negerinya Napoleon Bonaparte, bukan Soekarno, pas musim dingin, bukan musim ujan yang hawanya sering bikin gerah, dan esoknya kembali sarapan dengan baguette, bukan nasi uduk sama sambel kacang.


Emang bener kata-kata di lagu nasional "Tanah Air".


"...walaupun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu

..walaupun banyak negeri kujalani

yang masyur permai dikata orang

tetapi kampung dan rumahku

disanalah ku merasa senang"


* Menjelajah, menelusuri negeri orang, ke tempat-tempat yang sering disebut orang, justru akan membuat kita semakin mencintai negeri kita sendiri*.


Jadi intinya teteeeep aja balik lagi gue kangen Indonesia. Haha. Tenang, insya Allah beberapa bulan lagi (insya Allah semuanya lancaaaaar) gue akan melihat pantai tropis sambil makan ikan bakar dan minum es degan. Oh iya satu lagi, gue kangen keluar rumah cuma pakai kaos, jeans, sama sandal jepit kemudian beli siomay di pinggir j